Pendeta asal
Afrika Selatan, Alfred Ndlovu (44) meninggal dunia setelah mencoba meniru puasa
Yesus selama 40 hari 40 malam. Seperti dikabarkan, kondisi kesehatan Ndlovu semakin
menurun setelah 30 hari menjalankan puasa tanpa makan dan minum sampai akhirnya nyawa sang pendeta tak tertolong akibat kekurangan gizi parah.
Tubuh Ndlovu
ditemukan tak lagi bernyawa di padang gurun Afrika oleh seorang pejalan kaki
yang lewat. Penemuan itu akhirnya dilaporkan kepada pihak kepolisian kemudian memberitahukannya kepada pihak keluarga dan jemaat gereja.
“Dia adalah
orang yang sangat rohani. Sangat disayangkan dia harus meninggal dengan cara seperti
ini. Setelah satu bulan (pergi), kami menerima kabar menyedihkan bahwa dia telah meninggal,” ucap salah satu kerabat terdekatnya.
Menurutnya,
Ndlovu adalah pria yang sangat sehat dan rohani. Dia bahkan terlihat sangat muda
dari usianya. Jemaat gereja menganggap pria tersebut sebagai seorang yang memiliki iman yang mampu memindahkan gunung.
Seperti dipublikasikan
dalam surat kabar lokal, Buzz, Ndlovu awalnya mencoba berpuasa seperti Yesus dengan
tujuan untuk mempersiapkan diri menjalankan tugas pelayanannya. Dia lalu meninggalkan
rumah untuk melakukan perjalanan rohani sejak 17 Juni 2016 silam. Selama puasa,
dia menjalankan puasa dengan meninggalkan segala kebutuhan dunia dan fokus pada
Tuhan dengan mengasingkan diri untuk berdoa. Sebelum memulai puasa, pendeta ini dinyatakan sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit.
Dalam Perjanjian
Baru dituliskan tentang waktu Yesus berpuasa di padang gurun. Saat itu, Ia
dicobai sebanyak tiga kali oleh iblis. Lalu Yesus berhasil menolak tawaran tersebut
dan tetap setia menaati kehendak Allah dalam hidup-Nya. Alkitab mencatat bahwa Musa
dan Elia juga merupakan tokoh Alkitab yang mampu melewati proses puasa, doa dan
pengujian di padang gurun.
Berdasarkan
telaah sejarah, angka 40 dalam Alkitab dikaitkan dengan lama proses ujian yang dialami
bangsa Israel saat melewati Padang Gurun.